• +62 21 351 4348
  • sekretariat@dppinsa.com

2 Kecelakaan Kapal Di Perairan Surabaya Karena Berlayar Ke Luar Jauh Dari Alur & Terabas Rambu

2 Kecelakaan Kapal Di Perairan Surabaya Karena Berlayar Ke Luar Jauh Dari Alur & Terabas Rambu

2016-09-27 21.14.37

SURABAYA (BeritaTrans.com) – Musibah dua kapal menabrak bangkai kapal Tanto Hari di perairan Surabaya, Jawa Timur, ternyata karena berlayar ke laur jauh dari alur pelayaran dan menerabas rambu navigasi.

2016-09-28 19.17.48

Demikian kesimpulan yang didapat BeritaTrans.com dan tabloid mingguan BeritaTrans dari komunikasi dengan Syahbandar Tanjung Perak Capt. Hari Setyobudi dan Kepala Distrik Navigasi Surabaya I Nyoman Sukayadnya, Rabu (28/6/2016).

Hari dan Nyoman sudah meninjau langsung ke lokasi kejadian sekaligus menganalisisnya dengan memanfaatkan data yang ada.

Seperti diketahui Kapal Layar Motor (KLM) Anugrah Indah langsung kandas setelah menabrak bangkai KM Tanto Hari pada Selasa (27/9/2016). Beberapa hari sebelumnya, Jumat (23/9/2016), KLM Berkat Mulia juga bernasib sama yakni tenggelam setelah menabrak bangkai kapal KM Tanto Hari.

Hari Setyobudi dan Nyoman Sukayadnya secara terpisah menjelaskan terdapat dua lokasi kerangka kapal Tanto Hari. Di kedua lokasi tersebut sudah dipasang lampu navigasi berupa bola-bola hitam, bendera dan drum.

Satu kerangka KM Tanto Hari sudah tinggal anjungan dan satu tiang berada di alur dekat kerangka KM Wihan. Satu kerangka lagi terletak di dumping area. Posisinya jauh dari lokasi Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS).

Rambu navigasi berjarak 18 meter dari kerangka kapal Tanto Hari di dumping area ini memang sering hilang. Namun oleh Distrik Navigasi dan perusahaan salvage PT Dyra segera dipasang kembali.

“Namun nakhoda kapal KLM Anugrah Indah dan KLM Berkat Mulia merasa sudah terbiasa melintasi jalur di dekat Karang Mezo itu. Selama puluhan tahun tidak pernah bermasalah. Padahal penggunaan jalur itu berarti tidak memperdulikan APBS, yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Kalau kapal melintasi APBS, dijamin aman,” ungkap Hari Setyobudi.

Pelayaran pada malam hari, dia menjelaskan menyebabkan pandangan secara visual juga tidak bisa optimal. Akibatnya rambu tidak tampak jelas. Rambu diterabas dan kapal menabrak bangkai KM Tanto Hari.

2016-09-28 19.30.53

Pelanggaran alur pelayaran ini, syahbandar mengemukakan sebenarnya sudah berulangkali diingatkan kepada kapal KLM atau kapal kayu lainnya. Mereka tetap bersikeras menggunakan feeling dalam berlayar, bukannya bersandar kepada peraturan keselamatan pelayaran.

Pelanggaran seperti itu, Nyoman Sukayadnya menuturkan terlihat dan terekam di layar monitor di Vesssel Traffic Service (VTS) Surabaya. Hanya saja, petugas di VTS tidak bisa memberikan peringatan karena kedua kapal itu tidak dilengkapi dengan radio komunikasi.

Tidak lengkapnya peralatan komunikasi itu, dia menjelaskan karena memang kapal di bawah 7 GT tidak diwajibkan. “Kami menganjurkan agar kapal ukuran tersebut dilengkapi dengan radio komunikasi untuk keselamatan kapal dan awaknya,” Kepala Distrik Navigasi Surabaya itu.

2016-09-28 18.52.01

Nyoman menuturkan kapal di bawah 7 GT minimal dilengkapi dengan radio SSB dan kru kapal memiliki kompetensi untuk mengoperasikannya. Selain itu, dilengkapi peta pelayaran dan memiliki kemampuan membaca peta pelayaran.

“Untuk keselamatan kapal, kru dan muatannya juga kok. Coba kalau ada kabut atau berlayar di malam hari, lalu bagaimana mereka bisa mendapatkan bantuan navigasi?” cetus Nyoman. (awe).

 

Sumber : http://beritatrans.com/2016/09/28/2-kecelakaan-kapal-di-perairan-surabaya-karena-berlayar-ke-luar-jauh-dari-alur-terabas-rambu/

  • By admin
  • 29 Sep 2016
  • 1892
  • INSA