• +62 21 351 4348
  • sekretariat@dppinsa.com

4 Kali Insiden Kapal, Ada Apa Dengan Pelni?

4 Kali Insiden Kapal, Ada Apa Dengan Pelni?

JAKARTA (BeritaTrans.com) – Perusahaan pelayaran plat merah, PT Pelni, mencatat empat kali insiden, yang semuanya menyangkut keselamatan pelayaran.

IMG-20160615-WA0020

Sebanyak tiga kali kandas, dan satu kali kapal mengangkut penumpang overload. Insiden itu terjadi dalam waktu relatif berdekatan sekaligus menjadi fakta negatif dalam respon keselamatan pelayaran, yang sering diingatkan Kementerian Perhubungan kepada operator pelayaran.

Realitas insiden juga dapat ditangkap dalam pemahaman bahwa Pelni harus dipacu untuk menjadi kebanggaan bangsa dalam visi pemerintah membangun Poros Maritim. Bukan sebaliknya justru memberi catatan buruk dalam implementasi dan operasionalisasi Poros Maritim.

Dapat dianggap sebagai respon negatif karena, seperti ditegaskan Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Tulus Abadi, Pelni seharusnya menjunjung keselamatan pelayaran.

Pada sisi lain, posisi sebagai BUMN memberi amanah kepada Pelni untuk menjadi pelopor sekaligus contoh bagus dalam praktik bisnis transportasi laut, yang menomorsatukan keselamatan. Seperti ruh, maka keselamatan menjadi nyawa bagi tubuh.

Respon negatif ini sekaligus menjadi paradoks di tengah posisi Pelni, yang begitu dimanjakan oleh pemerintah, terutama Kementerian Perhubungan. Dana triliunan rupiah subsidi dari APBN, yang dialokasikan untuk perusahaan pelayaran dalam melayani publik, didominasi penyalurannya untuk Pelni.

Alokasi subsidi itu dari angkutan reguler melalui skema Passenger Service Obligation (PSO), hingga pelayaran perintis, kapal angkutan ternak dan tol laut diborong oleh Pelni.

Insiden itu juga terjadi di tengah menggebunya aksi korporasi Pelni mendiversifikasi pelayanan kapal, termasuk di dalamnya pelayaran wisata.

KANDAS
Harapan menjadi pelopor keselamatan dalam menyediakan jasa transportasi laut kembali mengemuka setelah adanya rentetan peristiwa yang dialami kapal Pelni. Dari kapal kandas hingga mengangkut penumpang melebihi batas toleransi keselamatan pelayaran.

Peristiwa kandasnya kapal Pelni dialami Kapal Motor (KM) Kelud trayek Belawan-Tanjung Balai-Batam-Tanjung Priok, yang kandas pada bagian depannya di dekat Pelabuhan Sekupang, Batam, sekitar pukul 10.00 WIB tadi, Rabu, 1 Juni 2016.

Hanya berselang dua hari, terjadi lagi kandas, Jumat (3/6/2016). Kapal penumpang KM Bukit Raya dari Surabaya tujuan Pontianak kandas di muara Jungkat, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat.

Kapal yang mengangkut 1.636 penumpang tersebut seharusnya dijadwalkan sudah bersandar di Pelabuhan Dwikora, Pontianak, pada Jumat (3/6/2016) pukul 20.00 WIB malam.

Pada hari yang sama, Jumat (3/6/3016), KFC Jetliner, kapal cepat milik PT Pelni yang membawa ratusan penumpang dari Baubau menuju Wakatobi, Sulawesi Tenggara, mogok di tengah laut karena kehabisan bahan bakar minyak atau BBM.

Seperti diberitakan bisniscom, salah seorang penumpang kapal tujuan Wakatobi tersebut, Idrus Mandati, 35, melalui telepon dari atas KM Jetliner, Jumat mengatakan KM Jetliner bertolak dari Baubau Jum’at dini hari sekitar pukul 01.30 Wita.

Sebelumnya pada Kamis, 5 Mei 2016, kapal Sabuk Nusantara 46 kandas di perairan Pulau Gosong Sekati, Kepulauan Seribu, Jakarta. Sebanyak 115 Orang penumpang kemudian dievakuasi oleh Polair Polda Metro ke kapal patroli polisi.

OVERLOAD
Di tengah tercengangnya publik terhadap tiga peristiwa kandasnya kapal, Pelni memperlihatkan semakin banyak jejak rekam buruk dalam keselamatan pelayaran.

Kapal Tilongkabila tujuan Labuhan Bajo dan Bali ternyata mengangkut penumpang jauh melebihi dari batas yang ditoleransikan dan diizinkan.

Kapal yang sedianya berangkat dari Pelabuhan Makassar, Rabu (15/6/2016), jam 12.00, tersebut mengangkut 2.561 penumpang. Setelah mendapatkan dispensasi sampai 60 persen, Syahbandar Makassar Marwansyah mengemukakan total jumlah penumpang itu masih kelebihan 910 orang, termasuk 126 bayi.

Untung saja Kantor Kesyahbandaran Utama Makassar jeli dan teliti dalam memeriksa kapal tersebut, sehingga dapat diketahui pelanggaran batas angkut penumpang dan cepat memberikan keputusan untuk tidak mengeluarkan surat persetujuan berlayar (SPB) hingga kelebihan penumpang diturunkan.

MANAJEMEN KESELAMATAN
Dari daftar insiden tadi mengundang pertanyaan publik tentang sejauh mana Pelni mengkonstruksi dan mengelola manajemen keselamatan dalam pelayaran dan pelayanan.

Publik juga mempertanyakan sejauh mana Pelni memberikan jaminan bahwa insiden seperti itu tidak akan terulang. Selain itu, pertanyaan seberapa besar Pelni dapat meyakinkan pengguna jasa bahwa insiden tadi bukan fenomena gunung es; yang tidak tampak jauh lebih besar dibandingkan dengan realitas yang muncul di permukaan.

Pertanyaan itu sungguh relevan di tengah ekspektasi publik agar perusahaan pelayaran itu tidak hanya dalam ritme tinggi menggenjot bisnisnya, tetapi jauh lebih penting dan bahkan terutama adalah mematuhi seluruh aspek keselamatan pelayaran.

Ada setidaknya lima aspek dalam keselamatan pelayaran yakni keselamatan penumpang, keselamatan kru, keselamatan barang, keselamatan kapal, dan terjaganya lingkungan maritim.

Publik yakin Pelni dapat membenahinya. (Agus Wahyudin).

 

Sumber : http://beritatrans.com/2016/06/19/4-kali-insiden-kapal-ada-apa-dengan-pelni/

  • By admin
  • 23 Jun 2016
  • 1728
  • INSA