Ancaman Maritim Indonesia Masih Akan Terus Berkembang
Ancaman Maritim Indonesia Masih Akan Terus Berkembang
JAKARTA—Kepala Staf Komando Armada 1 (Kaskoarmada 1) Laksma TNI Bambang Irwanto M.Tr (Han) mengatakan ancaman keamanan maritim Indonesia saat ini tidak lagi hanya menyangkut masalah polemik yang bersifat tradisional seperti masalah perbatasan wilayah, tetapi sudah berkaitan dengan tindakan kejahatan dan kriminal seperti pembajakan bahkan terorisme.
Hal itu disampaikannya pada Workshop Membangun Kesadaran Keamanan Maritim yang dilaksanakan Pusat Komando dan Pengendalian (PUSKODAL) KOARMADA I, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Dia menjelaskan ancaman keamanan maritim kian berkembang dari waktu ke waktu. Ancaman maritim Indonesia itu dikelompokkan menjadi tiga.
Pertama, ancaman tradisional yakni klaim tumpang tindih, wilayah abu- abu dan wilayah perselisihan.
Kedua, ancaman non-tradisional yakni pembajakan dan perompakan bersenjata di laut, terorisme, penyanderaan, penangkapan ikan secara ilegal (illegal fishing), penyelundupan nakoba, penyelundupan senjata api, penyelundupan/perdagangan manusia dan kerusakaan lingkungan (bom ikan, racun ikan).
Ketiga, ancaman Hybrid/Mix yang mencakup klaim tumpang tindih kawasan penangkapan ikan, pembebasan sandera dan ancaman dunia maya.
Dia menjelaskan sektor maritim Indonesia memiliki alur strategis bagi kepentingan perekonomian nasional, bahkan dunia. Aktivitas perekono- mian masyarakat maritim sangat bergantung kepada situasi keamanan laut yang kondusif.
Sejumlah jalur perdagangan internasional yang mempengaruhi hajat hidup manusia di muka bumi ini ada di Indonesia, salah satunya adalah Alur Pelayaran Karimata dan Selat Melaka yang merupakan Kawasan Armada Barat TNI AL.
Pada jalur ini, jika ada hambatan pelayaran dan perdagangan, maka kehidupan masyarakat dunia akan ikut terhambat. Oleh karena itu, pengamanan terhadap jalur pelayaran internasional ini sangat penting guna memastikan kegiatan perdagangan dan pelayaran aman dan lancar.
Berdasarkan data ICC International Maritime Berau, Indonesia termasuk salah satu negara penyumbang terbesar dari total jumlah kejadian/ancaman yang terjadi di dunia maritim. Pada tahun 2018, Indonesia menyumbang 36 kejadian dari total 201 kejadian, termasuk percobaan kejahatan, secara global. Angka tersebut turun dibandingkan dengan tahun 2017 sebanyak 43 kejadian, termasuk percobaan kejahatan dari total 180 kejadian/percobaan.
Bambang menjelaskan untuk menjaga keamanan maritim Indonesia, dibutuhkan sinerji dan komitmen dari semua pihak, baik dari unsur pemerintahan maupun pengguna jasa, dalam hal ini para pemilik kapal (shipowners). Selain itu, perlu memberikan perhatian terhadap perkembangan aturan internasional.
Khusus terhadap pemilik kapal, perlu dibangun sirkulasi informasi (info sharing) yang baik antara operator kapal, Kantor INSA, Koarmada I, Basarnas, Bakamla sehingga pada saat kapal anggota terjadi emmergency, bantuan akan segera datang sesuai dengan kebutuhannya. (*)
- By admin
- 19 Sep 2019
- 4053
- INSA