Awak Tugboat Mabuk Habisi Nyawa Chief Officer di Pelabuhan Tanjung Sengkuang
Awak Tugboat Mabuk Habisi Nyawa Chief Officer di Pelabuhan Tanjung Sengkuang
Jakarta—Seorang awak tugboat, yang sedang berada di Pelabuhan Tanjung Sengkuang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau dikabarkan tewas ditikam rekannya sendiri, Sabtu (1/8/2020) dini hari.
Dilansir Batamnews dari ritmee.co.id, korban tewas disebutkan bernama Erwin Darlis (33). Pria itu merupakan Chief Officer Kapal Tugboat dengan nama lambung TB ASL Pelican. Informasi tersebut mengatakan, korban seorang pelaut asal Kombong, Desa Kurrusumanga, Kecamatan Belopa, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.
Erwin ditikam oleh sesama Anak Buah Kapal (ABK) di tugboat itu. Pelakunya FP asal Toraja.
Tersangka merupakan 2nd engineer di kapal tersebut Informasi yang dihimpun menyebutkan, pada dinihari pelaku bersama sejumlah rekannya baru pulang minum- minum.
Dalam keadaan mabuk, kemudian pulang ke kapalnya. Saat tiba di kapal, korban mengingatkan kepada pelaku agar tidak pulang larut malam. Teguran tersebut tak diterima dengan baik oleh pelaku.
"Pelaku tiba-tiba mengambil badik dan mengejar korban. Saat mendapati korban, pelaku langsung menghujamkan badiknya hingga 9 kali. Akibat luka serius yang diderita, korban akhirnya meninggal dunia," ujar seorang sumber. Tak berapa lama, pelaku langsung diamankan petugas kepolisian dan diamankan oleh Polsek Batu Ampar.
Polisi menetapkan kasus pembunuhan di atas sebuah kapal tugboat yang labuh di Pelabuhan Tanjungsengkuang. Patanduk Tendengan (30), 2nd officer di tugboat dijadikan sebagai tersangka.Kapolsek Batu Ampar, AKP Nandar Madya Tyas mengatakan, kejadian di atas main deck lambung kanan tugboat. Kapal itu merapat di Pelabuhan Tanjung Sengkuang di depan kawasan PT. WWE.
Sedangkan Pasal yang disangkakan Pasal 340 Jo Pasal 338 , Pasal 351 ayat 3 KUHP pidana dengan ancaman hukuman mati atau penjara seumur hidup atau penjara selama lamanya 20 Tahun.
Atas peristiwa tersebut, Sekretaris Umum Indonesian National Shipowners’ Association Teddy Yusaldi mengatakan diperlukan kebijakan-kebijakan di atas kapal untuk mengurangi tekanan terhadap pelaut, termasuk mengawasi secara ketat minuman beralkohol.
Profesi pelaut, katanya, memerlukan kondisi fisik dan mental yang kuat karena sering dihadapkan dengan keadaan dan situasi yang tidak terduga sehingga hal ini harus Keadaan tidak terduga tersebut bisa menyebabkan pelaut mengalami beban pikiran bahkan mengalami stres. Oleh karena itu, diperlukan skil dalam mengelola stres di atas kapal seperti mencari hiburan, rutin berolah raga dan istirahat yang cukup. menjadi perhatian Bersama, baik pemilik kapal maupun pelaut.
- By admin
- 02 Sep 2020
- 1692
- INSA