• +62 21 351 4348
  • sekretariat@dppinsa.com

BPSDM Perhubungan Kembangkan Kurikulum Pelaut Berbasis Kompetensi

BPSDM Perhubungan Kembangkan Kurikulum Pelaut Berbasis Kompetensi

BPSDM Perhubungan Kembangkan Kurikulum Pelaut Berbasis Kompetensi

 

Jakarta-Pembahasan dan penyempurnaan kurikulum pendidikan dan latihan (Diklat) taruna transportasi Badan Pengembangan SDM Perhubungan terus dilakukan guna mengantisipasi perkembangan dunia kerja serta dinamika dan tuntutan pengguna jasa yang makin kompleks. 

 

Kurikulum baru itu disusun dengan berbasis kompetensi. "Pembahasan kurikulum yang sudah tuntas adalah untuk matra laut, matra darat dan kereta api. Sedang pembahasan mengenai kurikulum matra udara masih perlu finalisasi," kata Kepala BPSDM Perhubungan Wahju Satrio Utomo, SH, M.Si kepada BeritaTrans.com di Jakarta, Jumat (10/6/2016).

 

Dikatakan, kurikulum pendidikan kepelautan ke depan harus mengedepankan pendekatan kompetensi yaitu sebagai pelaut profesional, ulet dan pilih tanding. Perwira lulusan pelaut harus profesional dan menguasai bidang teknis tugasnya dari A sampai Z. “Begitu mereka lulus, sudah langsung siap bekerja dengan baik. Jadi perusahaan atau Pemerintah tak perlu lagi mendidik mereka,” jelasnya.

 

Menurutnya, pembahasan kurikulum itu ada yang bertambah jamnya dan sebagian terpaksa dikurangi. “Keputusan itu diambil guna menyesuaikan materi kurikulum dengan ketentuan dalam IMO Model Curriculm untuk matra laut,” jelas Tommy.

 

Yang menjadi kendala selama ini, menurut Tommy, banyak sekolah-sekolah kita tidak lolos saat dilakukan audit oleh IMO. “Kurikulum kita banyak bermasalah karena dinilai tidak sesuai IMO Model. Akibatnya, tidak lolos audit dan kualitas lulusan sekolah pelaut di Indonesia tak diakui di dunia international. Ke depan, masalah seperti itu diharapkan tidak terjadi lagi,” sebut Tommy.

 

Untuk jenjang diklat kepelautan, menurut dia, maka program studi (prodi) masih sama tentunya dengan penguatan-penguatan di bidang tertentu. Mereka itu adalah Prodi Ahli Nautika (ANT) dan Ahli Teknika (ATT) mulai tingkat V sampai master atau tingkat I. Semua materi diklat diarahkan untuk memperkuat kompetensi diklat yang diambil atau dipelajari.

 

“Materi kurikulum dan waktu pendidikannya dipadatkan, sesuai ketentuan IMO, khususnya STCW-2010 Amandemen Manila. Jadi, semua lulusan pendidikan pelaut kita sudah comply aturan international dan dipastikan bisa diterima bekerja di kapal-kapal asing,” sebut Tommy.

 

Penguatan Prodi KALK

 

Sementara, untuk penguatan Prodi Ketatalaksanaan Angkutan Laut dan Kepelabuhanan (KALK) juga dilakukan. Prodi KALK ke depan akan memiliki tiga konsentrasi yaitu pertama, Management Terminal Petikemas. Kedua Management Terminal Konvensional dan Ketiga Management Pelayaran atau Shipping.

 

Penyempurnaan kurikulum pendidikan kepelautan di BPSDM Perhubungan itu dilakukan guna mengantisipasi kebutuhan SDM pelaut sampai 2019 mendatang. “Semua proyek infrastruktur transportasi yang dibangun Pemerintahan Jokowi-JK harus dipastikan ada yang mengoperasikannya dengan baik dan professional,” tukas dia.

 

Seperti diketahui, saat ini Kementerian Perhubungan membangun kapal baru sampai 200 unit. Mereka terdiri dari kapal navigasi, kapal patroli KPLP, kapal ternak, kapal perintis dan kapal latih untuk taruna pelaut. Selain itu, ada 140 pelabuhan baru dan lama yang akan dibangun dan ditingkatkan kapasitasnya.

 

“Kapal-kapal dan pelabuhan itu nantinya harus ada yang mengoperasikan. Yaitu para taruna pelaut yang kini akan dan sedang dididik di sekolah-sekolah pelaut termasuk di BPSDM Perhubungan. Mereka harus disiapkan menjadi SDM professional sekaligus bisa melayani masyarakat dengan baik,” tandas Tommy.

 

Dia menambahkan, selama proses pendidikan pelaut tersebut juga diberikan materi Bahasa Inggris dan IT di setiap semester. Materi itu akan diberikan dan diujikan setiap semester. Selanjutnya juga ada penguatan di bidang budaya, yaitu safety, security dan service culture yang baik.

 

“Setelah lulus, mereka minimal bisa membaca dan memahami petunjuk manual dalam Bahasa Inggris. Untuk IT, minimal bisa membuat aplikasi sederhana selayaknya seorang programmer computer. Jika semua itu dikuasai, maka perwira transportasi kita akan memiliki kelebihan dan siap bersaing di era global,” tegas Tommy.(sumber: beritatrans)

  • By admin
  • 13 Jun 2016
  • 2309
  • INSA