• +62 21 351 4348
  • sekretariat@dppinsa.com

Emiten Perusahaan Pelayaran Nasional Cetak Laba Setelah Pangsa Pasar Membaik.

Emiten Perusahaan Pelayaran Nasional Cetak Laba Setelah Pangsa Pasar Membaik.

Perkembangan sektor pelayaran selama 2023 cenderung membaik pasca Pandemi Covid-19. Hal itu terlihat dari kemampuan perusahaan pelayaran dalam mencetak laba bersih selama tahun 2023 tersebut.

Di tulis Bisnis, emiten pelayaran PT Samudera Indonesia Tbk. (SMDR) membukukan laba bersih sebesar US$74,58 juta atau setara dengan Rp1,15 triliun sepanjang 2023 (kurs jisdor Rp15.439).  Berdasarkan laporan keuangan yang diterbitkan di surat kabar Bisnis Indonesia, SMDR membukukan penurunan pendapatan jasa menjadi sebesar US$772,40 juta atau setara Rp11,92 triliun sepanjang 2023. Pendapatan tersebut turun 32,89% dibandingkan dengan perolehan 2022 sebesar US$1,15 miliar. 

Sejalan dengan pendapatan yang turun, biaya jasa juga mengalami penurunan menjadi US$618,63 juta atau setara dengan Rp9,55 triliun sepanjang 2023. Beban tersebut turun 18,26% dibandingkan dengan 2022 sebesar US$756,85 juta. 

Adapun laba kotor tercatat sebesar US$153,76 juta atau setara dengan Rp2,37 triliun. Laba tersebut anjlok hingga 60,98% dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya sebesar US$394,10 juta. Sementara itu, laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk tercatat sebesar US$78,69 juta atau setara dengan Rp1,15 triliun. Laba bersih ini tergerus hingga 62,99% dibandingkan dengan periode tahun lalu sebesar US$212,69 juta.

Sementara itu, PT Temas Tbk (TMAS) sepakat membagikan dividen sebesar Rp456,41 miliar atau setara Rp8 per saham. Besaran dividen final Rp 456,41 miliar ini sekitar 56% dari laba bersih 2023.

"Pembagian dividen ini melanjutkan komitmen pembagian dividen yang sudah dilakukan di tahun 2023 senilai Rp754,68 miliar atau Rp132,8 per saham, sekitar 53,37% dari laba bersih 2022," kata Direktur Utama Temas Faty Khusumo dalam keterangan resmi, Rabu (27/3/2024) seperti ditulis Bisnis.

Pada 2023, TMAS mencatat pendapatan sebesar Rp4,31 triliun, sedikit turun dari tahun 2022 yang mencapai Rp4,88 triliun. Meski demikian, volume muatan naik 4%, mencapai 532.421 TEUs. Laba bersih tahun 2023 tercatat sebesar Rp814,76 miliar, menurun dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp1,41 triliun, terutama akibat dinamika pasar yang tidak menentu.

Di tahun yang sama, TMAS melakukan penambahan dua unit kapal, meningkatkan kapasitas angkutan sebesar 1.320 TEUs atau 26.952 DWT. Investasi strategis ini, bersama dengan partisipasi aktif dalam program Tol Laut dan pendirian beberapa anak usaha baru, menunjukkan komitmen perseroan dalam mengembangkan kapasitas dan diversifikasi usaha.

Dalam perkembangan lainnya, emiten pelayaran Grup Humpuss milik Tommy Soeharto PT GTS Internasional Tbk. (GTSI) membukukan kenaikan laba bersih hingga 49,96% meski pendapatan anjlok sepanjang tahun 2023.

Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2023, GTSI melaporkan pendapatan usaha sebesar US$32,16 juta atau setara dengan Rp496,52 miliar (kurs jisdor 29 Desember 2023 Rp15.439 per dolar AS). Capaian ini tergerus 21,99% year on year dibandingkan periode yang sama tahun 2022 yang tercatat sebesar US$41,22 juta. 

Pendapatan usaha GTSI ditopang oleh pelanggan pihak ketiga sebesar US$21,53 juta dengan jasa sewa kapal paling banyak adalah gas alam cair. Sementara itu, pendapatan dari pihak berelasi yaitu PT Humpuss Transportasi Kimia sebesar US$10,62 juta.

Seiring dengan turunnya pendapatan, beban pokok pendapatan GTSI juga tercatat turun 17,85% yoy dari S$26,69 juta menjadi US$21,92 juta sepanjang 2023. Beban usaha GTSI juga susut 55,74% menjadi US$3,03 juta dari sebelumnya US$6,86 juta. Hal tersebut disumbang oleh penurunan beban operasi dan kenaikan pendapatan operasi lainnya. 

Sementara Laba kotor GTSI tercatat turun 29,6% menjadi US$10,23 juta atau setara Rp157,96 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$14,53 juta. 

Adapun laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk naik karena adanya pendapatan keuangan, turunnya biaya keuangan dan adanya keuntungan atas pelepasan saham entitas anak. Laba bersih tercatat sebesar US$3,99 juta atau setara Rp61,60 miliar. Capaian tersebut naik 49,96% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$2,66 juta.  Di sisi lain, GTSI membukukan total liabilitas sebesar US$46,20 juta atau turun dari posisi Desember 2022 yang tercatat sebesar US$66,83 juta.

Adapun PT Pelayaran Nasional Ekalya Purnamasari Tbk. (ELPI) membukukan laba bersih sebesar Rp161 miliar pada 2023 naik dari posisi tahun sebelumnya Rp57,2 miliar.

Direktur Keuangan ELPI Efilya Kusumadewi mengatakan kenaikan laba bersih berkat peningkatan pendapatan sebesar 70% yoy menjadi Rp1,07 triliun ddibandingkan dengan pencapaian tahun sebelumnya Rp632,83 miliar. “Peningkatan revenue dari bidang Offshore dan non-Offshore membawa dampak positif pada laba ELPI di tahun 2023 ini mencapai Rp. 161,19 miliar atau meningkat sebesar 55% dari tahun buku 2022 yang sebesar Rp.103,90 miliar atau meningkat sebesar Rp.57,28 miliar,” katanya, tulis Bisnis.

Adapun segmen bisnis offshore telah membukukan peningkatan pendapatan dengan nilai pencapaian sebesar Rp633,98 miliar atau setara 59%. Lalu, segmen Non-Offshore mengalami peningkatan pendapatan menjadi sebesar Rp444,66 miliar atau setara 41% per 31 Desember 2023 dari jumlah keseluruhan pendapatan ELPI.

Efilya menambahkan total aset ELPI per tahun 2023 sebesar Rp2,36 triliun dengan ekuitas sebesar Rp1,86 triliun sedangkan liabillitas sebesar Rp.493,57 miliar.

Sepanjang tahun 2023, emiten pelayaran PT Trans Power Marine Tbk (TPMA) berhasil meningkatkan kinerja. Melansir dari laporan keuangan Bursa Efek Indonesia (BEI), ini terlihat dari pendapatan TPMA yang naik 6% dengan nilai US$ 66,58 juta. Jika dibandingkan dengan pendapatan periode sama tahun 2022 lalu yang berada di angka US$ 62,8 juta.

Kontan menulis, meski pendapatan naik, TPMA berhasil menekan beban langsung meski tipis yaitu sebesar 0,02%. Sepanjang tahun 2023 beban langsung mencapai US$ 41,66 juta sedangkan sepanjang 2022 beban langsung berada pada nilai US$ 41,67 juta.

Pendapatan usaha TPMA sepanjang tahun 2023 berasal dari dua sektor jasa pengangkutan yaitu Tunda dan Tongkang senilai US$ 48,28 juta dan Floating Crane US$ 18,3 juta. Ini pun membuat laba per saham dasar TPMA meningkat dari US$ 0.0054 menjadi US$ 0.0075 di akhir tahun 2023. Sedangkan untuk laba tahun berjalan atau laba bersih, TPMA mencatat peningkatan sebesar 37,76% dengan nilai US$ 19,7 juta jika dibandingkan dengan laba 2022 yang berada di angka US$ 14,3 juta.

Dari sisi aset, sepanjang 2023 jumlah liabilitas TPMA berada di nilai US$ 24,88 juta sedangkan ekuitasnya berada di angka US$ 92,52 juta. Sehingga jumlah aset sepanjang tahun 2023 TPMA adalah senilai US$ 117,4 juta.

Sebagai tambahan, berdasarkan catatan Kontan, dalam agenda bisnis di tahun ini, TPMA berencana untuk menambah jumlah armadanya. Jika diperinci, tahun ini rencananya TPMA akan menambah dua armada tug boat dan empat tongkang.  Adapun, anggaran belanja modal atau Capital Expenditure (Capex) yang disiapkan berkisar US$ 20 juta untuk tahun 2024. AJ

  • By admin
  • 02 Apr 2024
  • 741
  • INSA