INSA Ingatkan Anggota Soal Bahaya BBM Terkontaminasi
INSA Ingatkan Anggota Soal Bahaya BBM Terkontaminasi
JAKARTA—Baru -baru ini dilaporkan bahwa perusahaan survey dan bunker testing yang berbasis di Singapura telah memperingatkan klien mereka bahwa setidaknya enam sampel bunker yang disuplai di Singapura menunjukkan adanya bahan kimia berbahaya yang menyebabkan masalah teknis termasuk diantaranya sludging yang parah, penyumbatan filter dan peralatan lainnya.
Laporan ini sejalan dengan peringatan yang dikeluarkan sebelumnya oleh US Coast Guard tentang kontaminasi bunker di Teluk AS. Dilaporkan juga bahwa setidaknya dua parcel kargo bahan bakar minyak terkontaminasi dari AS telah diangkut dengan 2 buah VLCC sebanyak masing- masing 270.000 ton ke Singapura selama beberapa bulan terakhir.
Tidak jelas apakah bunker yang terkontaminasi di Singapura terkait dengan kasus di AS. Namun, waktunya sangat kebetulan dan beberapa sumber yang tidak disebutkan namanya menyatakan, bunker yang terkontaminasi di Teluk AS dan Singapura berasal dari sumber yang sama.
Masalahnya adalah bunker yang terkontaminasi telah memenuhi Spesifikasi Bahan Bakar Laut ISO 8217 dan hanya dengan pengujian forensik dengan instrumentasi dan teknik yang lebih canggih seperti GCMS ( Gas Chromatography- Mass Spectrometry) atau FTIR (Fourier Transform Spectroscopy), keberadaan bahan kimia berbahaya tersebut dapat dideteksi.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran lebih lanjut, menyoroti potensi ketidakcukupan rezim pengujian konvensional dan kebutuhan untuk fokus industri pada kontrol kualitas dalam rantai pasokan.
Terlebih Singapura merupakan pelabuhan bunkering utama di ASEAN yang juga merupakan pusat bunker terbesar di dunia, sehingga besar kekhawatiran bahwa situasi ini dapat menyebar ke seluruh kawasan dan mempengaruhi banyak kapal yang berlayar di kawasan ini.
Dalam menyikapinya, DPP INSA telah menyurati FASA (Federation of ASEAN Shipowners' Associations) selaku wadah asosiasi shipowner di kawasan ASEAN untuk dapat menyampaikan masalah ini kepada Otoritas di Singapura, termasuk mendiskusikannya dengan otoritas terkait untuk dapat menangani masalah tersebut dengan serius.
INSA juga mendesak enforcement atas control kualitas dalam rantai pasokan diantaranya meliputi pengujian tambahan untuk mendeteksi adanya senyawa kimia yang berbahaya yang tidak seharusnya ada dalam bunker yang diperdagangkan mengingat konsekuensi dan bahaya serius yang timbul dari pembakaran bunker off- spec tersebut.
Disarankan bagi anggota INSA yang akan melakukan pembelian bunker di Singapura agar berhati-hati dan perlu melakukan pencegahan risiko seperti kesepakatan kontrak yang dapat mengkover isu kontaminasi senyawa chemical berbahaya dan jika diperlukan melakukan test GCMS/FTIR untuk mendeteksi ada tidaknya kandungan senyawa kimia berbahya disamping konvensional test spesifikasi bunker ISO 8217. (*)
- By admin
- 07 Sep 2018
- 1152
- INSA