• +62 21 351 4348
  • sekretariat@dppinsa.com

Karingau Port jadi Pintu Logistik Utama Ibu Kota Baru

Karingau Port jadi Pintu Logistik Utama Ibu Kota Baru

JAKARTA—Pelabuhan Karingau, Balikpapan, Kalimantan Timur, menjadi pintu logistik utama bahan baku konstruksi pembangunan Ibu Kota Baru. Kapasitas pelabuhan ini pun bakal ditingkatkan dari saat ini 630 ribu TEUs (twenty-foot equivalent unit) menjadi 3,5 juta TEUs.

"Pelabuhan Kariangau menjadi simpul penting dari sisi logistik penunjang Ibu Kota Baru," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat, 23 April 2021.

Saat ini, pembangunan ibu kota baru terus berjalan. Tahun 2021 ini, pembangunan Istana Negara rencananya dimulai dan ditargetkan rampung 17 Agustus 2024. Suharso mengatakan saat ini terdapat lima terminal di Pelabuhan Karingau dengan total kapasitas 2,1 juta ton dan 630 ribu TEUs peti kemas tiap tahunnya.

Pelabuhan ini sekarang dikelola PT Kaltim Karingau Terminal. Ini adalah perusahaan patungan PT Pelabuhan Indonesia IV (persero) dengan Perusahaan Daerah Melati Bhakti Satya, milik Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.

Pelabuhan ini pun menjadi pintu logistik utama berdasarkan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Ibu Kota Baru sehingga untuk itulah,  kapasitas Pelabuhan  Karingau bakal ditambah.

Nantinya, kata Suharso, Pelabuhan Karingau  tersebut juga bakal dikembangkan sesuai standar untuk menjadi Jaringan Pelabuhan Utama. "Sehingga dapat menampung kapal dengan ukuran 2.500 TEUs," kata Suharso.

Berdasarkan informasi dari website Karinganu Terminal, www.karinganuterminal.co.id. Pelabuhan Karinganu adalah pelabuhan milik PT Kaltim Kariangau Terminal yang merupakan Perusahaan Patungan antara PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) dengan Pemerintah Propinsi Kalimantan Timur.

Awalnya, PT Kaltim Kariangau Terminal mengoperasikan Terminal Petikemas untuk memberikan pelayanan secara efisien dari segi waktu dan biaya sehingga dapat menunjang perekonomian di Pulau Kalimantan khususnya Propinsi Kalimantan Timur.

Pelabuhan ini melayani jasa bongkar muat Petikemas dan Non Petikemas, jasa Stuffing dan Stripping, Pelayanan air bersih dan air industri, dukungan sistem komputerisasi terpadu, dukungan areal kepabeanan, dukungan peralatan standar Terminal Petikemas, menerapkan standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), serta Standar Keamanan Pelabuhan ISPS Code, operasi 24 Jam dan 7 hari.

Pelabuhan ini didukung dengan fasilitas dermaga sepanjang 270 meter dan lebar 30 meter sehingga mampu melayani kapal hingga 35.000 DWT. Memiliki lebar alur pelayaran hingga 60 meter dan kedalaman 13 meter dan kedalaman kolam pelabuhan hingga 20 meter. Adapun luas lapangan penumpukan mencapai 6  hektare sehingga mampu menampung 300.000 TEUs petikemas.

Dalam operasional, peralatan yang sudah tersedia adalah dua conta-iner crane dengan daya angkat hingga 45 ton, 7 unit Rubber Tyred Gantry (RTG) Crane dengan daya angkut 40 ton, 16 terminal tractor+ chassis 40 feet, 1 unit reach stacker 45 ton, 1 unit side loader, 3 forklift 7 ton dan 4  forklift 3 ton. (www.tempo.co).

  • By admin
  • 01 May 2021
  • 1274
  • INSA