• +62 21 351 4348
  • sekretariat@dppinsa.com

Mengapa Wisata Kapal Pesiar Belum Populer di Indonesia?

Mengapa Wisata Kapal Pesiar Belum Populer di Indonesia?

Mengapa Wisata Kapal Pesiar Belum Populer di Indonesia?

Kapal pesiar Diamond Princess (Hany/detikTravel)

Nograhany Widhi Koesmawardhani - detikTravel

Hualien - Wisata kapal pesiar sudah lumrah di luar negeri, namun belum populer di sini. Padahal, Indonesia adalah negara maritim. Apa sebabnya?
Salah satu alasannya, harga bepergian dengan kapal pesiar memang tidak murah untuk ukuran orang Indonesia. Di Princess Cruises saja, paket paling murah adalah lintas Singapura-Penang-Kuala Lumpur dengan masa pelayaran 3 hari, bertarif SGD 464 atau Rp 4,5 juta per orang untuk kamar interior stateroom alias yang tak ada jendela ke laut atau balkonnya.

Saat detikTravel menaiki kapal Diamond Princess atas undangan Carnival PLC dengan rute Keelung-Kaohsiung-Hualien-Yokohama pada Minggu-Kamis (19-24/6/2016) lalu, tak menemui satu pun penumpang Indonesia. Menurut PR & Marketing Manager Carnival PLC (perusahaan induk Princess Cruises) Charmaine Seethoo bahwa penumpang dari Indonesia sangat tersegmentasi.

"Turis Indonesia, nggak tahu persis ya, biasanya mereka itu yang punya waktu banyak dan sangat kaya. Kebanyakan mereka (turis Indonesia) memilih ke Alaska. Tapi ya tergantung sama musimnya sih. Kalau summer kan banyak," tutur Charmaine.

Mayoritas penumpang di kapal Diamond Princess saat itu adalah warga Jepang, beberapa warga Inggris, Australia dan Amerika Serikat (AS). Mayoritas penumpang kapal adalah pasangan lanjut usia.

"Ya mereka punya kebebasan finansial dan punya banyak waktu luang, mengapa tidak?" imbuh Charmaine saat ditanya detikTravel tentang fenomena penumpang lansia di kapal pesiar.

Itu dari segi penumpang. Dari segi tujuan wisata, beberapa lokasi di Indonesia juga sudah menjadi tempat wisata darat (shore excursion) kapal pesiar seperti Bali dan Lombok.

Bila ingin lebih banyak lagi kota-kota di Indonesia jadi tujuan kapal pesiar, maka infrastrukturnya juga perlu diperhatikan.

"Misal, apakah pelabuhannya cukup dalam untuk disandari kapal pesiar, apakah infrastruktur di suatu kota itu siap menerima 2 ribu tamu kapal pesiar, bagaimana jalannya, transportasinya dan sebagainya," tutur Charmaine.

Princess Cruises sendiri menjadikan Singapura sebagai hub kapal pesiar di Asia Tenggara. Hal ini karena selain infrastruktur Singapura sangat memadai, Singapura juga menjadi hub penerbangan yang memiliki rute penerbangan ke seluruh dunia. Sehingga mudah dijangkau penumpang dari berbagai negara.

(nwk/aff)

 

Sumber : http://travel.detik.com/read/2016/07/01/084632/3246441/1382/mengapa-wisata-kapal-pesiar-belum-populer-di-indonesia

  • By admin
  • 12 Jul 2016
  • 2268
  • INSA