• +62 21 351 4348
  • sekretariat@dppinsa.com

PASAR MASIH BAGUS, KINERJA PELAYARAN SELAMA TAHUN 2023 TETAP POSITIF

PASAR MASIH BAGUS, KINERJA PELAYARAN SELAMA TAHUN 2023 TETAP POSITIF

Pasar bisnis pelayaran di Indonesia tampaknya cukup cerah selama 2023 yang dapat dilihat dari profile kinerja sejumlah perusahaan pelayaran di Indonesia.

PT Wintermar Offshore Marine Tbk (WINS) mencetak perbaikan kinerja di kuartal III tahun ini, jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu. Merujuk laporan keuangan pendapatan perseroan pada kuartal ini naik 23,27% dengan angka US$ 51,22 juta jika dibandingkan pendapatan periode sama tahun lalu dengan nilai US$ 41,55 juta.

Pendapatan ini berasal dari dua sektor, yang pertama adalah sektor Sewa Kapal senilai US$ 45,87 juta, pendapatan dari sektor ini naik 23,97% jika dibandingkan dengan pendapatan hingga akhir September 2022 yang senilai US$ 37 juta.

Sektor kedua adalah pendapatan dari Jasa Pelayaran Lainnya senilai US$ 5,35 juta jika naik 20,22% jika dibandingkan dengan pendapatan kuartal III tahun lalu yang senilai US$ 4,45 juta. Investor Relations Wintermar Offshore Marine (WINS) Pek Swan Layanto mengatakan sebagian besar pendapatan ini didorong oleh operasional kapal milik Perseroan. 

“Pendapatan dari Divisi Kapal Milik meningkat sebesar 43,7% secara QoQ menjadi US$ 13,7 juta, yang didukung oleh kontrak sewa baru dengan tarif yang lebih baik. Utilisasi kapal di kuartal ketiga juga membaik menjadi 70%, naik dari 56% di kuartal kedua,” ungkap Pek Swan seperti ditulis Kontan.

Sementara itu, PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) mencatatkan penurunan kinerja keuangan pada kuartal III-2023. Ini terlihat dari pendapatan jasa SMDR yang turun 32,61% dengan nilai US$ 575,42 juta, jika dibandingkan periode sama tahun lalu di angka US$ 853,93 juta.

Pendapatan ini berasal dari tiga sektor yaitu dari jasa pelayaran dan keagenan senilai US$ 445 juta, jasa logistik dan pelabuhan US$ 110,32 juta dan sektor lain-lain senilai US$ 20 juta. Terkait penurunan pendapatan ini, Direktur Utama SMDR Bani Maulana Mulia mengungkapkan penyebabnya adalah penurunan freight rate atau tarif angkutan.

“Penurunan freight rate yang ada di pasar saat ini, jauh lebih rendah, bahkan melebihi efisiensi bahan bakar yang bisa dicapai oleh perusahaan. Ini salah satu penyebab profitabilitas tahun ini turun dibandingkan tahun lalu tapi bukan dari kenaikan harga bahan bakar atau harga minyak,” jelasnya seperti ditulis situs berita Kontan.

Melihat adanya penurunan freight rate tersebut, Bani menambahkan di akhir tahun 2023 perseroan menargetkan pendapatan dan labanya lebih rendah dibandingkan tahun 2022.

“Namun pencapaian di 2023 saat ini masih lebih baik dibandingkan target yang kami anggarkan di budget sebelumnya. Dan untuk tahun 2024, kami memprediksi masih lebih rendah lagi karena kondisi pasar saat ini, freight rate masih kondisi rendah,” ungkapnya.

Sementara itu, emiten pelayaran PT Pelayaran Nasional Ekalya Purnamasari Tbk (ELPI) meneken kontrak kapal support vessel senilai Rp 200 miliar dengan dua perusahaan Malaysia.

Chief Operating Officer (COO) ELPI Dave Ritandhaka menjelaskan pihaknya menandatangani kontrak kerjasama dengan perusahaan pelayaran Malaysia NKA Energy Ventures SDN BHD dan Perpetro Sdn Bhd untuk proyek Support Drilling Rig milik Shell Petroleum Company Ltd., tepatnya di Sarawak Shell Berhad Sabah. Pendantanganan kontrak ini bertepatan pada acara Forum Kapasitas Nasional III tahun 2023 (FORKAPNAS), di Jakarta pada Jumat, (24/11/2023). Adapun kapal yang dikontrak bernama Anggrek 7501.

“PSV Anggrek 7501 ini nantinya mendukung untuk pekerjaan penunjang rig lepas pantai yang digunakan oleh Shell dengan end user Serawak Sabah Shell yang mana akan on hire di awal Februari 2024 dengan durasi masa kontrak selama 2 tahun lebih," jelas Dave, tertulis dikutip Senin, (27/11/2023).

Wawan Heri Purnomo, Corporate Secretary ELPI menegaskan pihaknya sedang mencoba melakukan penjajakan untuk mempunyai entitas di Sabah dan Sarawak baik melalui NKA atau company lainnya.

Dalam Forkapnas di Jabanusa salah satu entitas afiliasi dari ELPI yaitu PT Orela Shipyard mendapatkan kepercayaan atas pembuatan satu kapal Landing Craft Tank dari perusahaan Malaysia yang rencana akan diserahterimakan pada kuartal I tahun 2024.

Sebagai informasi, Forkapnas merupakan acara yang diselenggarakan oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) pada tanggal 23-24 November dengan tema Pengembangan Integrasi Kapabilitas Dalam Negeri dalam rangka Peningkatan Kapasitas Nasional.

Ini bukan kali pertama ekspansi ELPI ke Malaysia. Januari lalu, ELPI menjadi satu-satunya pemegang saham mayoritas Kazo Marine (M) SDN BHD asal Malaysia. Hal ini terjadi sesudah ELPI membeli saham sebesar 51% dari dua pihak pemegang saham Kazo Marine (M) SDN BHD seharga MYR 2,59 juta atau setara Rp 9,21 miliar pada Rabu (4/1/2023). Dua pihak pemegang saham itu antara lain adalah Chew Hsien Loong dan Mohd Anua Bin Abd Rahman.

"Bahwa Chew Hsien Loong menjual 42,021 lembar saham atau 21% bagian saham di dalam Kazo Marine (M) SDN BHD kepada ELPI dengan harga jual-beli sebesar MYR 1.067.637," ungkap Corporate Secretary ELPI Wawan Heri Purnomo pada keterbukaan informasi, dikutip Senin (9/1/2023).

PT Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk. (NELY) berencana membagikan dividen interim tahun buku 2023 senilai Rp35,25 miliar atau setara Rp15 per saham. Direktur Utama NELY Cynthia Sunarko dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) mengatakan, Dewan Komisaris telah menyetujui keputusan Direksi NELY pada 21 November 2023 untuk membagi dan membayar dividen interim buku 2023 sebesar Rp35,25 miliar. 

"Dividen interim adalah senilai Rp15 per saham untuk tahun buku per 30 September 2023," tulis Cynthia, Kamis (23/11/2023), tulis Bisnis 

Dia melanjutkan, cum dividen interim NELY di pasar reguler dan negosiasi adalah pada 30 November 2023 dan ex dividen interim di pasar reguler dan negosiasi pada 1 Desember 2023.

  • By admin
  • 10 Dec 2023
  • 721
  • INSA