Positif, Sektor Pelayaran Naikkan Target Kinerja Sepanjang 2024
Positif, Sektor Pelayaran Naikkan Target Kinerja Sepanjang 2024
Pelaku usaha di sektor pelayaran menaikkan target kinerja sepanjang 2024 setelah melihat kinerja positif sepanjang 2023 dan harapan pada tahun ini. Hal itu terlihat dari rencana aksi korporasi emiten pelayaran pada 2024.
Emiten perkapalan PT Wintermar Offshore Marine Tbk (WINS) menganggarkan belanja modal sebesar US$20 juta atau setara Rp313,76 miliar (kurs jisdor Rp15.688) sepanjang 2024 untuk penambahan kapal. WINS menyiapkan belanja modal sebesar US$20 juta untuk penambahan Offshore Supply Vessel (OSV) yang tergantung pada proyek yang akan didapatkan. “Jenisnya tergantung proyek yang kami dapat, sekarang masih di proses tender,” kata Investor Relations Wintermar Pek Swan Layanto, Jumat (2/2/2024).
Selain menargetkan belanja modal, WINS juga menargetkan utilitas kapal naik menjadi 72% sepanjang 2024. Utilisasi armada grup Wintermar pada kuartal IV/2023 mencapai 74%, yang lebih baik dari 70% yang dicatatkan pada kuartal sebelumnya.
Per 31 Desember 2023, kontrak WINS yang telah dimiliki untuk dikerjakan adalah sebesar US$82 juta. Pada pemberitaan sebelumnya, WINS mengumumkan telah mengakuisisi 49% perusahaan Brunei senilai US$1,2 juta atau setara dengan Rp18,8 miliar.
Pada 30 Januari 2024, manajemen WINS memulai usaha strategis melalui kepemilikan saham sebesar 49% di Savwin Sdn Bhd dengan mitra berbasis di Brunei. “Nilai investasi pengambilalihan 49% saham adalah sebesar US$1,2 juta,” katanya.
Layanto mengatakan melalui kemitraan ini, WINS akan memiliki keunggulan dalam tender untuk kontrak jangka panjang di Brunei yang lebih memprioritaskan konten lokal. Savwin Sdn Bhd pada tahapan awal akan mengoperasikan Kapal Fast Multi-Purpose Supply yang saat ini sedang dalam kontrak jangka panjang di Brunei hingga 2027.
Inisiatif ini menandakan ekspansi strategis WINS untuk meningkatkan penawaran layanan maritim kami dan memperkuat kehadiran domestik kami di sektor maritim Brunei, di mana Wintermar telah beroperasi sejak 2014.
Sementara itu, Ria Novriani Putri, Corporate Secretary PT Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk (NELY) mengatakan perseroannya membidik pertumbuhan kinerja hingga 15% pada 2024. "Tahun ini, Nelly membidik pertumbuhan kinerja 15% dari pencapaian tahun 2023. Adapun katalis positif bisnis Nelly tahun ini, Nelly masih fokus di bisnis tug and barge," imbuh Ria.
Tak hanya itu, tahun 2024 ini, NELY juga berencana akan menambah armada 2 tugboat dan 2 tongkang. Tahun lalu NELY melakukan penambahan 5 unit tug boat atau kapal tunda dan 5 unit kapal tongkang. Dengan demikian, NELY memiliki 32 unit kapal tunda dan 32 unit kapal tongkang dengan berbagai ukuran mulai dari 270 feet sampai 300 feet.
Mengenai capex, NELY mengalokasikan capex 30% dari alokasi tahun 2023 senilai Rp200 miliar. Capex tersebut akan dialokasikan untuk penambahan armada. "Capex yang disediakan tahun ini diperkirakan 30%, ini dialokasikan untuk penambahan armada," kata dia.
Di sisi lain, emiten pelayaran PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) menyiapkan agenda ekspansi armada yang cukup masif di sepanjang tahun 2024 ini. Direktur Utama SMDR Bani Maulana Mulia menuturkan, meskipun kondisi bisnis perusahaan di tahun 2024 diterpa oleh berbagai tantangan, namun tak sedikit pula peluang pertumbuhan bisnis bagi SMDR.
Untuk itu, pihaknya menargetkan untuk menambah secara total 12 armada kapal di tahun ini. Dengan perincian, 4 kapal peti kemas dari China, 2 kapal peti kemas dari Jepang, 2 kapal tug boat dari Semarang, 2 kapal tongkang dari Madura, dan 2 kapal tanker dijadwalkan diterima di Singapura.
“Kombinasi exposure bisnis domestik Indonesia & bisnis internasional SMDR membuat kami memiliki fleksibilitas tinggi untuk mengambil peluang-peluang bisnis,” ungkap Bani seperti ditulis Kontan.
Dia melanjutkan, disamping 12 unit tersebut, tak menutup kemungkinan Samudera Indonesia akan menambah armada lagi di tahun ini. Rencana penambahan di luar 12 unit itu sedang dalam tahap kajian.
Demi memaksimalkan agenda ekspansi di tahun ini, Samudera Indonesia menyiapkan alokasi belanja modal atau Capital expenditure (Capex) sebesar US$ 280 juta. Adapun, selain digunakan untuk penambahan kapal, dana capex tersebut juga digunakan untuk kegiatan ekspansi dan operasional lainnya. “Alokasinya untuk penambahan kapal, penambahan truck & trailer, penambahan gudang & fasilitas logistik, penambahan pelabuhan baru & alat bongkar muat di pelabuhan, dan lain-lain,” jelas Bani.
Dalam perkembangan lainnya, PT Humpuss Maritim Internasional Tbk (HUMI) ekspansi ke pasar Timur Tengah, sebagai upaya meningkatkan kinerja keuangan perseroan. Pada tahun ini, emiten pelayaran tersebut menargetkan pertumbuhan laba bersih usaha sebesar 20,50 persen, di mana pencapaian akhir 2023 secara non-audited laba bersih usaha mencapai US$ 14,70 juta.
Direktur Utama HUMI Tirta Hidayat mengatakan, perluasan pasar alias ekspansi ini dilakukan ke lepas pantai dan mengeksplorasi lapangan baru di Timur Tengah. "Langkah ini diperkirakan akan menjadi pendorong utama permintaan kapal, karena kapal memainkan peran penting dalam mengangkut bahan dan sumber daya penting untuk produksi lepas pantai," jelas Tirta pada paparan publik insindentil yang berlangsung virtual, dikutip dari Kontan, Senin (26/2/2024).
Menurutnya, pasar kapal di Timur Tengah mengalami pertumbuhan yang kuat, dengan Proyeksi Tingkat Pertumbuhan Tahunan Gabungan (CAGR) sebesar 6,50%. Pertumbuhan ini diperkirakan mendorong nilai pasar hingga mencapai angka yang mengesankan sebesar US$ 32,92 miliar pada 2028.
Tirta juga menyampaikan, pihaknya baru-baru ini menandatangani perjanjian Dubai Ports World (DP World), yakni perusahaan logistik multinasional di Dubai, Uni Emirat Arab dalam penyediaan pembiayaan dengan bunga murah.
Nantinya, HUMI dapat mengangkut berbagai komoditas termasuk minyak mentah (crude oil) dan gas alam cair (LNG). Lebih jauh, dalam DP World HUMI bersama 95 perusahaan di seluruh dunia, termasuk di Amerika, Kanada, Asia, dan Afrika, menyediakan harbour tug untuk pelabuhan-pelabuhan tersebut. (Rel)
- By admin
- 20 Mar 2024
- 775
- INSA