RI Ingin Masuk Dewan Maritim Internasional, Bagaimana Peluangnya?
RI Ingin Masuk Dewan Maritim Internasional, Bagaimana Peluangnya?
Jakarta - Indonesia ingin menjadi anggota Dewan Maritim Internasional. Niat ini disampaikan Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, saat bertemu Sekjen International Maritime Organization (IMO), HE Kitack Lim.
Dalam pertemuan, Budi menyampaikan niat Indonesia ingin menjadi anggota Dewan IMO Kategori C Periode 2018-2019
"Kita mengusulkan untuk keanggotaan IMO tahun mendatang. Beliau sangat apresiasi terhadap Indonesia dan menyampaikan Indonesia adalah salah satu anggota yang terpenting dari IMO karena memang kita banyak menyampaikan ide-ide dan pendapat. Di sisi lain kita memiliki laut yang banyak," ujar Budi, di Kementerian Perhubungan, Jakarta Pusat, Selasa (21/2/2017).
Ia mengatakan peluang Indonesia menjadi anggota IMO besar tetapi tahun ini akan sangat kompetitif. Hal itu karena ada banyak negara lain yang menjadi anggota IMO.
"Karena beliau mengapresiasi, Insya Allah peluang itu besar walau disampaikan tadi tahun ini akan lebih kompetitif karena ada anggota-anggota baru yang berkeinginan menjadi anggota, kita akan berusaha untuk itu," ujar Budi.
Usulan menjadi anggota ini akan disampaikan pada Sidang Assembly IMO yang ke-30 yang akan diselenggarakan di Kantor Pusat IMO di London, Inggris, pada 27 November-6 Desember 2017.
Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia tentunya telah diperhitungkan dalam peta transportasi laut dunia mengingat posisinya yang strategis diantara 2 (dua) benua dan 2 (dua) samudera.
"Menjadi anggota Dewan IMO merupakan pengakuan dunia terhadap eksistensi Indonesia yang turut menentukan kebijakan sektor transportasi laut dunia khususnya di bidang keselamatan dan keamanan pelayaran serta perlindungan lingkungan maritim," kata Budi.
Anggota Dewan IMO kategori C adalah negara yang mempunyai kepentingan khusus dalam angkutan laut dan mencerminkan pembagian perwakilan yang adil secara geografis yaitu Australia, Bahama, Belgia, Chili, Cyprus, Denmark, Mesir, Indonesia, Kenya, Liberia, Malaysia, Malta, Mexico, Moroko, Peru, Philipina, Singapura, Afrika Selatan, Thailand dan Turki.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut, A. Tonny Budiono, menyampaikan pencalonan diri kembali sebagai Anggota Dewan IMO Kategori C periode 2018-2019 telah disampaikan Kementerian Luar Negeri kepada Duta Besar RI di London untuk dapat diteruskan kembali kepada perwakilan-perwakilan Negara anggota IMO yang lain.
Guna mendukung pemenangan Indonesia dalam pencalonan IMO Council Kategori C periode 2018-2019, Pemerintah Indonesia melakukan langkah-langkah upaya pemenangan di antaranya menyampaikan surat permohonan dukungan kepada Menteri-menteri Transportasi dan maritime administration negara-negara anggota IMO, berpartisipasi aktif pada Sidang-Sidang dan kegiatan-kegiatan IMO, seperti Day of Seafarers dan World Maritime Day.
"Kita juga terus berperan aktif menghadiri Sidang-Sidang IMO dan bekerjasama dengan IMO untuk menyelenggarakan program-program technical assistance dan capacity building IMO lainnya," kata Tonny.
Guna menggalang dukungan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut juga rencananya akan melakukan pendekatan dan lobi ke negara-negara anggota IMO serta menyelenggarakan reception di Jakarta dan di London sebagai bentuk penggalangan suara terkait dengan pencalonan Indonesia sebagai anggota Dewan IMO Kategori C periode 2018-2019.
IMO adalah badan khusus Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang didirikan pada tahun 1948, bertanggung jawab pada isu-isu keselamatan dan keamanan pelayaran serta pencegahan terhadap polusi laut. IMO saat ini beranggotakan 172 negara serta tiga associate members dengan kantor pusat berbasis di Inggris. (hns/hns)
Sumber : http://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/3428164/ri-ingin-masuk-dewan-maritim-internasional-bagaimana-peluangnya
- By admin
- 21 Feb 2017
- 1011
- INSA